Apa yang Dimaksud Dengan Sirtu? Yuk Kita Cari Tahu
Pengertian sirtu –
Sebagaimana yang sudah diketahui bahwa ada banyak sekali jenis-jenis material
bangunan yang tersedia dipasaran. Pastinya pada masing-masing jenis material
tersebut saling berkaitan satu sama lainnya agar bisa menciptakan bangunan yang
kokoh.
Begitu pun dengan
sirtu yang memiliki begitu penting dalam bidang konstruksi. Lantas, apa yang
dimaksud dengan sirtu? Nah, biar kalian gak penasaran mending kita simak saja
langsung ulasannya di bawah ini.
Mengenal Sirtu
Istilah sirtu
merupakan singkatan dari “pasir batu” yang terjadi akibat akumulasi pasir serta
bebatuan yang terendapkan di kawasan-kawasan relative lembah atau rendah. Sirtu
itu sendiri adalah salah satu material bangunan yang belum digabungkan, dan
biasanya banyak ditemui di daerah-daerah yang memiliki aliran sungai.
Tak hanya itu,
sirtu juga dapat diambil dari satuan konglomerat atau breksi yang ada di
kawasan dataran tinggi. Sirtu berasal dari 2 bagian dengan ukuran besar yang
terdiri dari material batuan beku, metamorf, dan sedimen.
Sedangkan untuk
yang bertekstur halusnya terdiri dari campuran bahan pasir dan lempung. Semua
material tersebut nantinya akan ter-erosi oleh batuan induk yang bercampur
menjadi satu dengan material bertekstur halus.
Baca juga : Mengintip Harga Kasur Springbed yang Terbarunya
Tingkat
kekuatannya pada proses ubahan atau pelapukan batuan berbentuk elip (bulat),
dengan ukuran mulai dari yang seperti kerikil hingga berupa bongkahan.
Penggunaan sirtu
ini hanya sebatas bahan bangunan untuk campuran beton, sedang penggalian yang
sering dilakukan dengan cara manual tanpa memperhatikan dampak lingkungan.
Sirtu yang lepas sangat ideal untuk dijadikan bahan pengeras pada proses pembuatan jalan biasa, jalan tol, dan airport. Tak hanya itu, sirtu juga kerap digunakan untuk campuran beton, aspal (hotmix), plester, bahan bangunan, hingga tanah urug.
Asal Usul Sirtu
Sirtu yang
berasal di beberapa daerah pada umumnya terbuat dari pasir dan batuan gunung
api, yang memiliki sifat andesitic dan sering dicampurkan dengan pasir batu
apung.
Tak hanya dari
dataran rendah, sirtu juga bisa didapat di daerah-daerah dengan dataran tinggi
yang biasanya belum terpadukan. Dengan komponennya yang terdiri dari batuan
beku, metamorf dan sedimen, sirtu akan ter-erosi dari batuan induknya yang
kemudian bercampur dengan material bertekstur halus.
Umumnya sirtu
akan diendapkan dalam sungai, danau, hingga laut yang dikenal dengan istilah
“alluvium”. Penampakan sirtu yang sekarang ini merupakan sesuatu yang tidak
padu antara material batuan dengan material halus.
Jika endapan
alluvium tersebut sudah mulai terbentuk dengan ketebalan dan penyebaran yang
luas, maka hal tersebut akan bersamaan dengan berjalannya waktu serta proses
geologi yang bekerja. Hasilnya, penampakan sirtu sudah berada di daerah dataran
tinggi atau perbukitan.
Seiring dengan
berjalannya waktu, kini nama sirtu beralih menjadi konglomerat karena batuannya
sudah menyatu antara material batuan dengan material halusnya.
Sifat Fisik Sirtu
Agregat Pasir:
- Agregat pasir harus terdiri dari butiran yang tajam dank eras dengan indikasi kekerasan 2,2. Tak hanya itu, agregat material halusnya juga harus bersifat kekal.
- Agregat pasir tidak boleh memiliki kandungan zat-zat yang bisa merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali.
Agregat Lempung:
- Agregat halus tidak boleh memiliki kandungan bahan-bahan organis yang terlalu banyak.
- Agregat halus tidak boleh memiliki kandungan lumpur lebih dari 5 persen (ditentukan terhadap berat kering).
Agregat batuan:
- Ukuran maksimum ft2 : 75 (ASTM C15-80)
- Densitas Ibs / ft2 : (ASTM C-97)
- Rendah : 150
- Minimal yang diinginkan : 160
- Tinggi : 190
Penyerapan air % berat : (ASTM C-121) (ASTM C-97)
- Rendah : 0,02
- Minimal yang diinginkan : 0,40
Kekuatan tekanan, Ksi : (ASTM C-170)
- Minimal yang diinginkan : 90
- Tinggi : 52
Kekuatan tarik, ksi : (ASTM C-99)
- Minimal yang diinginkan : 1,5
- Tinggi : 5,5
Modulus elastisitas , ksi
- Rendah : 2
- Tinggi : 10
- Ketahanan Abrasi : tidak diinginkan (ASTM C-241).
Sirtu Digunakan Untuk Apa Saja?
Hingga sekarang penggunaan sirtu hanya sebagai bahan bangunan dalam campuran beton, dan sedang penggalian yang sering dilakukan dengan cara tradisional (manual) tanpa memperhatikan dampak pada lingkungan.
Adapun
mengenai kegunaan sirtu yang ideal untuk bahan pengeras pada jalan biasa, jalan
tol, dan air port, campuran beton, aspal (hotmix), plester, bahan bangunan dan
tanah urug. Sesuai dengan kebutuhan penggunaannya, maka sirtu harus memenuhi
beberapa persyaratan.
Untuk
digunakan sebagai agregat beton, maka sirtu harus bebas dari bahan-bahan
organis, kotoran, lempung maupun material asing lainnya yang dapat menurunkan
kualitas beton.
Pada
penggunaannya untuk konstruksi jalan, maka sirtu akan terbagi kedalam tiga
kelas yakni A, B, dan C dengan persyaratan berbeda baik untuk di bawah lapisan
dasar atau untuk lapisan dasar.
Artikel Menarik Lainnya : Begini Tips Mudah Menata Dekorasi Dapur Minimalis
Persyaratan Agregat Paling Umum Untuk Lapisan Paling Dasar Sirtu
- Tingkat kekerasan minimum 6
- Kehilangan berat dengan percobaan sodium sulfat, % maksimum 10.
- Kehilangan berat karena abrasi setelah 100 putaran, % maksimum 10.
- Kehilangan berat dengan percobaan magnesium sulfate soundness test, % maksimal 12.
- Kehilangan berat akibat abrasi setelah 500 putaran, % maksimal 40.
- Memiliki partikel yang tipis, memanjang presentase berat (partikel lebih besar dari 1” dengan ketebalan kurang dari 1/5 panjang), maksimal 5 %.
- Memiliki bagian-bagian batu yang lunak, maksimal 5 %.
- Memiliki gumpalan-gumpalan lempung % maksimal 0,25 %.
Demikianlah ulasan singkat mengenai seluk beluk seputar
sirtu, sehingga bisa kamu jadikan sebagai bahan pertimbangan saat hendak
membuat konstruksi tertentu.
Specifically, it allows folks or entities that consider someone is breaking these legal guidelines to file a civil lawsuit in state trial courts. This lawsuit can ask for penalties of a lot as} $10,000 per violation. Penalties collected would go into the CSWF for the 코인카지노 needs laid out above. The California Constitution requires the state to spend a minimal quantity on K-12 colleges and community faculties every year. This minimal quantity grows over time primarily based on growth in state tax revenues, the economy, and pupil attendance.
BalasHapus